Ciptakan Zero Corruption, PUNDI Dorong Pembelanjaan Buku Lewat Daring

tegas.co., YOGYAKARTA – Mekanisme belanja sekolah telah diatur dalam Permendikbud No. 8 Tahun 2017, salah satunya pembelanjaan buku lewat online (Daring) yang telah disediakan E-Katalog Pemerintah. Lembaga Pendidikan Untuk Indonesia (PUNDI) menilai, mekanisme tersebut sangat efektif untuk menggenjot pemberantasan Korupsi dan Kolusi di Sekolah.

Direktur Pendidikan Untuk Indonesia (PUNDI) Iman Sumarlan, menerangkan bahwa pembelanjaan melalui daring sesuai dengan semangat pemberantasan korupsi dan kolusi. Maka dari itu pihaknya selalu mendorong agar pemerintah tetap melakukan mekanisme tersebut.

“PUNDI sangat mendorong pemerintah terus diberlakukannya pemesanan melalui daring serta pembayaran non tunai sebagai upaya menciptakan zero corruption,” tutur Iman usai menggelar Kajian Efektifitas Dana BOS, Yogyakarta, Rabu (14/6/2017).

Iman beranggapan, untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, transparan dan terjangkau, pembelanjaan lewat Daring di E-Katalog Pemerintah perlu ditegakkan bagi seluruh komponen yang memperdulikan pendidikan bagi negeri ini.

“Adapun kendala daerah seperti SDM nya belum ramah internet, belum ada akses perbankan atau sinyal internet tidak ada, menurut saya perlu dibuat kebijakan dan khusus untuk daerah tertentu,” tuturnya.

Staf Khusus Mendikbud RI, Fajar Riza Ul Haq, mengapresiasi atas ada lembaga yang memang secara inisiatif melakukan kajian tentang Permendikbud. Kajian-kajian yang telah masuk, akan menjadi masukan bagi Kementrian pada regulasi selanjutnya agar sesuai aspirasi masyarakat.

“Saya sangat mengapresiasi adanya kegiatan seperti ini, untuk teman-teman PUNDI agar lebih ikut aktif lagi terhadap kajian-kajian yang lebih luas lagi,” paparnya.

Fajar menuturkan, aspek perbedaan geografis masih menjadi pertimbangan pihaknya dalam melakukan pengadaan salah satunya akses perbankan. Sehingga, transaksi kes masih memunkinkan digunakan oleh mereka pihak sekolah khususnya.

“Daerah kita bukan hanya Jawa tapi ada daerah-daerah lain yang secara geografis susah diakses, perbankan juga terbatas, sehingga transaski kes masih memunkinkan bagi mereka,” jelasnya.

Fajar menyayangkan, masih adanya praktek-praktek yang kurang baik yang disebabkan pada mental sekolah itu sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya selalu menghimbau pada pihak sekolah dan pengawas untuk selalu aktif dalam mengatasi potensi korupsi dalam pengadaan buku dan lainnya.

“Kami menghimbau kepada pihak sekolah dan pengawas untuk aktif didalam mengatasi potensi korupsi dalam pengadaan buku-buku disekolah,” pungkasnya.

NADHIR ATTAMIMI

PUBLISHER : HERMAN

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.